• +62 811-221-488
  • #
  • Cilaki, Bandung

Artikel

Janin sebagai Citra Allah: Imago Dei yang Hidup dan Berkehendak dalam Rahim

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Dalam terang iman dan teologi tubuh yang diperluas, ada sebuah kesadaran baru yang lembut namun revolusioner: janin bukan hanya calon manusia, melainkan citra Allah yang hidup — Imago Dei yang telah hadir sejak konsepsi. Di dalam dirinya, bahkan dalam ukuran mikroskopis dan keheningan rahim, tersimpan misteri besar: kehidupan yang sadar, yang tumbuh, dan yang…

Personhood sebagai Relasi: Menemukan Kemanusiaan dalam Jalinan Kasih yang Hidup

Oleh : dr.Maximus Mujur, Sp.OG Salah satu kebaruan besar dalam refleksi tentang kehidupan prenatal dan teologi tubuh adalah pergeseran cara pandang tentang personhood — atau keberpribadian manusia. Selama ini, banyak pemahaman tradisional menempatkan personhood sebagai status ontologis yang melekat pada individu karena sifat biologis atau rasionalitasnya. Namun, kesadaran baru mulai tumbuh: manusia menjadi pribadi bukan karena ia “ada”, tetapi karena…

Rahim sebagai Lokus Teologikus: Ruang Iman, Kasih, dan Inkarnasi yang Hidup

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Selama berabad-abad, refleksi iman sering memandang rahim perempuan terutama dari sisi biologis atau moralitas kehidupan. Namun dalam terang teologi tubuh yang diperluas, muncul kesadaran baru yang sangat mendalam: rahim adalah ruang teologis, lokus teologikus, tempat misteri iman menjadi daging, dan kasih Allah mengambil bentuk yang paling manusiawi — tubuh. Di dalam rahim, kasih ilahi…

Teologi Tubuh Prenatal: Menemukan Kembali Sakralitas Tubuh dan Kehidupan dalam Rahim

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp..OG Selama ini, refleksi tentang teologi tubuh dalam Gereja Katolik lebih banyak menyoroti dinamika moral, seksualitas, dan panggilan tubuh manusia dalam relasi kasih serta sakramen perkawinan. Namun, muncul kesadaran baru yang semakin kuat: bahwa teologi tubuh seharusnya tidak berhenti di permukaan pengalaman moral atau relasi antarpribadi, melainkan perlu meluas hingga tahap paling awal dari keberadaan…

Janin sebagai Individu dalam Relasi: Integrasi Teologi, Budaya, dan Medis dalam Penghargaan terhadap Kehidupan

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Pendahuluan Kehidupan manusia tidak dimulai ketika seseorang lahir, melainkan ketika keberadaan itu mulai berdenyut dalam rahim. Di titik itu, kehidupan sudah hadir sebagai misteri yang memadukan unsur biologis, spiritual, dan kultural. Namun dalam praktik nyata, baik dalam dunia teologi, budaya, maupun medis, pengakuan terhadap janin sebagai individu yang memiliki kehendak bebas dan otonomi relasional…

Rahim sebagai Ruang Iman: Menemukan Teologi Tubuh Prenatal

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Dalam keheningan rahim, kehidupan dimulai bukan hanya sebagai proses biologis, melainkan sebagai peristiwa teologis. Di sana, tubuh ibu menjadi ruang inkarnasi kasih — tempat di mana sabda menjadi daging, tempat jiwa lain disambut dengan rela dan kasih. Teologi tubuh yang selama ini berbicara tentang manusia dewasa, sakramen, dan relasi kasih kini menemukan bab barunya:…

🌺 Kapan Terakhir Kali Kita Mendengarkan Jiwa Kita Sendiri?

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Kita hidup di zaman paling terang dalam sejarah manusia — tapi entah mengapa, jiwa kita semakin gelap.Kita bisa berbicara lintas benua dalam hitungan detik, namun sulit menatap mata orang terdekat tanpa tergoda menoleh ke layar.Kita punya semua cara untuk mengetahui segalanya, tapi lupa cara merasakan sesuatu. Zaman ini telah mengubah cara kita hidup, bekerja,…

🌸 Manusia, Karya Kasih yang Terlupakan

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Di tengah dunia yang serba cepat dan terang benderang oleh layar, manusia justru kehilangan satu hal yang paling penting: jiwanya sendiri.Kita semakin tahu banyak hal, tetapi semakin jarang merasa. Kita terhubung dengan semua orang, tetapi semakin tidak hadir bagi siapa pun. Hari ini, manusia bangga dengan kemajuan pikirannya — dengan kecerdasan buatan, teknologi medis,…

🌿 Manifesto Jiwa: Manusia Sebagai Karya Kasih

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Kami percaya, manusia diciptakan bukan sekadar untuk berpikir,tetapi untuk mencintai.Bahwa di balik setiap detak jantung, setiap tarikan napas,ada jiwa yang ingin didengar, dirangkul, dan dihidupi. Kami menolak dunia yang hanya menilai dari kecerdasan otak,karena kami tahu: pikiran hanyalah alat,dan jiwa adalah tuannya.Kami percaya, kemajuan sejati bukan diukur dari kecepatan teknologi,tetapi dari kedalaman kasih yang…

Spiritualitas Jiwa di Era Digital: Ketika Teknologi Harus Belajar dari Kasih

Oleh : dr. Maximus Mujur,Sp.OG Kita hidup di masa ketika teknologi telah menjadi bahasa universal umat manusia.Segalanya terkoneksi, cepat, dan terang — namun di kedalaman batin, dunia justru semakin gelap dan sunyi.Kita memiliki ribuan cara untuk berkomunikasi, tetapi kehilangan satu kemampuan yang paling manusiawi: mendengarkan jiwa. 1. Ketika Pikiran Menjadi Tuhan Baru Dulu manusia berdoa kepada Tuhan; kini banyak yang…