• +62 811-221-488
  • #
  • Cilaki, Bandung

Artikel

đź’« Komunikasi Jiwa: Menyatu dengan Bahasa Tubuh

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG 1. Pengantar: Tubuh yang Berbicara Manusia modern hidup dengan pengetahuan yang melimpah, namun sering kehilangan kemampuan untuk merasakan.Setiap langkahnya diatur oleh teori, setiap rasa dikalkulasi oleh logika.Kita makan karena jam, minum karena anjuran, tidur karena kewajiban — bukan lagi karena tubuh menghendakinya. Padahal tubuh memiliki bahasanya sendiri. Ia berbicara dalam rasa — melalui detak…

🌿 Air dan Kesadaran Jiwa: Belajar Mendengarkan Tubuh yang Hidup

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Selama ini manusia terlalu percaya pada akal dan aturan ilmu ketika berbicara tentang kesehatan. Kita diajarkan makan tiga kali sehari, minum sesuai hitungan liter, dan mempercayai teori bahwa yang “baik” untuk semua orang pasti juga baik untuk diri kita.Namun tubuh bukan mesin yang seragam. Ia punya cara sendiri untuk berbicara, menolak, atau menerima. Di…

Pergerseran Paradigma: Dari Pikiran ke Jiwa

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Dunia modern hidup dalam dominasi pikiran. Segalanya diukur dengan logika, direncanakan dengan sistem, dan dinilai dari hasil yang tampak. Pikiran menjadi pusat kuasa, dan manusia menjadikannya kompas tunggal untuk menentukan arah hidup. Namun di tengah kecanggihan itu, lahirlah paradoks besar: manusia semakin pintar, tetapi semakin kehilangan kedamaian.Kita tahu banyak hal, namun tidak mengenal diri…

Hati Yesus dan Hati Maria: Panggilan untuk Mendengarkan Suara Jiwa

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Dalam hiruk pikuk dunia modern yang serba cepat, manusia semakin jauh dari keheningan batinnya sendiri. Kita hidup dengan logika, analisa, dan data — namun kerap kehilangan arah, karena lupa mendengarkan sesuatu yang paling lembut namun paling jujur: suara hati. Simbol Hati Kudus Yesus dan Hati Tak Bernoda Bunda Maria sesungguhnya adalah panggilan ilahi agar…

Hati Yesus dan Hati Maria: Jalan Kembali pada Kecerdasan Jiwa

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Dalam tradisi Kristiani, dua simbol suci terus dihadirkan dalam doa, lukisan, dan devosi umat: Hati Kudus Yesus dan Hati Tak Bernoda Bunda Maria. Namun, di balik simbol itu tersembunyi makna yang amat dalam — bukan hanya lambang kasih, melainkan undangan untuk hidup dari hati, bukan sekadar dari pikiran. 1. Hati sebagai pusat kehidupan rohani…

Mendengarkan Kecerdasan Jiwa: Kembali ke Hati yang Menghidupi

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Dalam kehidupan modern, manusia sering kali mengandalkan kecerdasan rasional—akal dan analisis—untuk menentukan arah hidupnya. Namun, di balik semua kecanggihan itu, ada satu bentuk kecerdasan yang perlahan terlupakan: kecerdasan jiwa. Sebuah kemampuan yang bukan hanya berpikir, tetapi menghidupi dan mengarahkan manusia sejak awal keberadaannya, bahkan sejak masih dalam kandungan. Kecerdasan jiwa bukanlah hal baru. Ia…

Memberi dari Kekurangan: Bahasa Cinta Jiwa Ibu kepada Janin

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Dalam setiap denyut kehidupan di rahim, seorang ibu sedang menulis kisah cinta paling murni antara dua jiwa: dirinya dan anak yang belum lahir. Di sana, komunikasi tidak berlangsung dengan kata-kata, melainkan melalui rasa, getaran, dan keikhlasan. Di sanalah makna sejati memberi dari kekurangan menemukan wujudnya. Memberi yang Tumbuh dari Kesadaran Jiwa Setiap ibu tahu,…

HIDUP UNTUK MENGHIDUPKAN: JALAN SUNYI KOMUNIKASI JIWA IBU DAN JANIN DALAM KEHAMILAN

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Dalam setiap detik kehidupan seorang ibu hamil, ada keajaiban yang tak terlihat namun terus berlangsung: komunikasi jiwa antara ibu dan janin. Sebuah dialog hening yang tidak terucap lewat kata, tetapi terasa dalam denyut nadi, emosi, dan kesadaran terdalam. Jika dalam hidup spiritual manusia bisa terjebak dalam kesombongan rohani, maka dalam kehidupan kehamilan pun, seorang…

Peradaban yang Harus Kembali ke Jiwa: Belajar dari Hewan dan Tumbuhan

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Di tengah ledakan teknologi, manusia modern tampak semakin kehilangan arah. Segala hal kini diukur dengan logika, algoritma, dan efisiensi. Namun di balik kemajuan itu, ada paradoks besar: semakin manusia menguasai sains, semakin ia kehilangan dirinya. Peradaban yang dibangun atas nama kemajuan justru menyingkirkan unsur paling mendasar dari eksistensi manusia — jiwa. Paradoks Peradaban: Ketika…

Kembali ke Jiwa: Menemukan Ulang Makna Hidup dalam Dunia yang Terlalu Rasional

Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG Di tengah derasnya arus sains dan teknologi, manusia modern perlahan menjauh dari dirinya sendiri. Kehebatan analisis dan penemuan ilmiah seolah menjadikan tubuh manusia sekadar objek kajian — terpisah dari kesadaran, intuisi, dan jiwa yang sebenarnya menjadi sumber kehidupan itu sendiri. Padahal, di dalam setiap denyut kehidupan, manusia menyimpan sistem kesempurnaan yang tidak dapat ditiru…