Masalah: Bahasa Jiwa Allah untuk Membawa “Mas” Kehidupan
Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG
Dalam perjalanan hidup, setiap orang pasti berjumpa dengan masalah. Selama ini kita sering menilainya sebagai bencana atau karya setan. Namun, jika dilihat lebih dalam, masalah bukanlah hukuman, melainkan bahasa komunikasi jiwa yang Allah gunakan untuk menyapa kita. Masalah adalah cara Allah membawa “Mas” — emas rohani — untuk memperkaya batin kita.
Masalah sebagai Komunikasi Jiwa
Sebagai manusia, kita merencanakan hal-hal baik. Kita ingin ramah, ingin damai, ingin berbuat kasih. Namun tiba-tiba hadir sesuatu yang memicu pertengkaran, kesalahpahaman, atau amarah. Itulah momen ketika jiwa kita digetarkan.
Dalam komunikasi jiwa, getaran masalah itu bukanlah sekadar gangguan. Ia adalah “panggilan batin” dari Allah. Allah mengetuk hati kita, mengajak kita berhenti sejenak, mendengar, dan menata kembali sikap. Masalah adalah bahasa diam Tuhan: Ia sedang berkomunikasi melalui pengalaman yang tak kita duga.
Dari Amarah ke Doa
Ketika masalah muncul, biasanya hati kita ingin segera bereaksi: menyalahkan orang lain, menyerang, atau melarikan diri. Tetapi justru di titik itu Allah sedang menunggu respons jiwa kita.
Ada tiga langkah sederhana dalam komunikasi jiwa menghadapi masalah:
- Berhenti sejenak – Jangan buru-buru merespons dengan emosi. Diam adalah awal keterhubungan.
- Berdoa atau tarik napas dalam – Doa menjadi saluran langsung agar jiwa kita terhubung dengan sumber damai. Jika sulit berdoa, bahkan sekadar minum air dapat membantu jiwa menurunkan tegangan.
- Mendengar suara batin – Dalam keheningan, Allah memberi sinyal: siapa yang benar, di mana kita salah, apa yang perlu diperbaiki.
Dengan langkah ini, masalah tidak lagi jadi batu sandungan, tetapi menjadi cermin untuk pertumbuhan jiwa.
Masalah Membawa Rahmat
Komunitas SKK memandang masalah sebagai tanda kehadiran Allah, bukan setan. Begitu ada masalah, berarti Allah hadir. Hadir bukan untuk menakutkan, tetapi untuk menaikkan kualitas jiwa kita. Seperti emas yang harus dimurnikan dalam api, demikianlah jiwa manusia dimurnikan lewat masalah.
Ini sejalan dengan spiritualitas iman yang melihat bahkan “dosa” atau “jatuh” sekalipun bisa menjadi jalan perjumpaan baru dengan Allah. Yang penting bukan menenggelamkan diri dalam masalah, melainkan membuka hati untuk belajar dari setiap masalah.
Hidup Baru dengan Cara Pandang Ilahi
Jika selama ini kita terbiasa melihat masalah sebagai beban, mari ubah cara pandang. Saat masalah datang, katakanlah dalam hati: “Allah sedang menyapa. Allah sedang membawa emas bagiku.”
Dengan begitu, kita tidak lagi hidup dalam pola saling menyalahkan, melainkan dalam pola doa, pengampunan, dan damai. Masalah pun berubah fungsi: dari ancaman menjadi rahmat, dari luka menjadi jalan pertumbuhan jiwa.
Penutup
Masalah adalah bahasa komunikasi jiwa dari Allah. Ia datang spontan, tak direncanakan, namun selalu membawa pesan. Tugas kita bukan lari atau melawan, melainkan menyambut dengan doa, mendengarkan, dan memetik emas yang tersembunyi di baliknya.