Menjadi Orang Tua: Profesi Cinta yang Merawat Tubuh dan Jiwa Anak
Catatan Seorang Dokter Kandungan dengan Pengalaman 30 Tahun Menemani 30 Ribu Kehamilan
Oleh: dr. Maximus Mujur, Sp.OG
Salam untuk Anda, Calon Ayah dan Ibu
Izinkan saya menyapa Anda yang membaca ini.
Anda yang mungkin sedang cemas menanti kelahiran.
Anda yang sedang mendampingi istri yang mual, lelah, sensitif.
Anda yang sibuk menyiapkan kamar bayi, menimbang nama, atau sekadar memeluk pasangan yang mengeluh punggung pegal.
Sebagai dokter kandungan, lebih dari 30 tahun saya mendampingi perjalanan 30 ribu lebih kehamilan. Saya sudah melihat kegembiraan dan kecemasan, tangis dan tawa, harapan dan kadang kehilangan.
Dari pengalaman panjang itu saya ingin berbagi satu hal penting:
Menjadi orang tua adalah profesi cinta.
Dan cinta itulah yang akan menuntun Anda merawat bukan hanya tubuh anak Anda, tetapi juga jiwanya.
Anak Bukan Sekadar Janin, Tapi Kehidupan Utuh
Di ruang praktik saya, saya sering melihat fokus calon orang tua pada hal-hal teknis:
- Berapa berat janinnya?
- Apakah sudah cukup air ketuban?
- Bagaimana detak jantungnya?
- Bagaimana skor USG?
Pertanyaan-pertanyaan itu penting. Itu bagian dari tugas saya—menjaga kesehatan fisik janin.
Tapi saya ingin mengingatkan: Anak yang Anda nanti bukan hanya tubuh.
Ia adalah manusia utuh—tubuh dan jiwa.
Di dalam rahim istri Anda, bukan hanya daging yang tumbuh. Ada sebuah kehidupan yang kelak tertawa, menangis, berdoa, mencinta, merasakan malu, bangga, rindu.
Profesi Orang Tua: Profesi yang Diciptakan oleh Cinta
Orang tua bukan profesi yang diajarkan di universitas.
Tidak ada sekolah resmi yang mengeluarkan ijazah “Sarjana Ayah” atau “Doktor Ibu”.
Siapa pun bisa menjadi orang tua: lulusan SD, sarjana, petani, pengusaha, pekerja lepas. Karena syaratnya bukan ilmu, tapi cinta.
Anda dan pasangan Anda dulu saling jatuh cinta.
Kalian saling percaya.
Kalian saling mengikat janji.
Dan dalam keakraban cinta itu, kehidupan baru hadir.
Anak bukan sekadar hasil hubungan biologis, tapi buah dari kepercayaan dan cinta.
Menyadari Anak sebagai Subjek, Bukan Objek
Dalam praktik saya, banyak pasangan yang begitu teliti dengan vitamin, pola makan, jadwal kontrol. Itu baik. Tapi kadang mereka terjebak melihat janin hanya sebagai proyek.
- Beratnya harus sekian gram.
- Usia kehamilan harus pas.
- Kepalanya harus sudah di bawah.
- Lahir harus normal.
Semua itu penting secara medis. Tapi anak bukan objek untuk disempurnakan seperti barang pabrikan.
Anak adalah subjek.
Dia adalah manusia yang kelak punya rasa, iman, akhlak, kasih.
Sebagai dokter, tugas saya memang memastikan fisiknya sehat. Tapi tugas Anda sebagai orang tua lebih besar: memastikan jiwanya tumbuh subur.
Cinta Dulu, Baru Akal
Orang sering lupa: kita mencintai dulu baru memahami.
Begitu pula Anda menjadi orang tua bukan karena menghitung untung rugi, tapi karena cinta.
Cinta mendahului akal.
Kepercayaan mendahului perencanaan.
Hati mendahului logika.
Bahkan proses menghadirkan anak tidak dimulai dari kalkulasi dingin, tapi dari getaran cinta.
Dalam relasi suami-istri, make love bukan sekadar aktivitas seksual mekanik. Itu ungkapan kepercayaan terdalam. Di situlah jiwa dan tubuh bersatu menghadirkan kehidupan baru.
Konsepsi bukan hanya peristiwa biologis, tapi peristiwa jiwa.
Merawat Tubuh Janin Adalah Tugas Saya. Merawat Jiwanya Adalah Tugas Anda
Di ruang praktik, saya memeriksa tekanan darah ibu.
Saya cek kadar hemoglobin.
Saya ukur lingkar perut.
Saya pantau gerak janin.
Itu semua perlu. Sangat perlu.
Tapi itu baru separuh cerita.
Separuh lainnya terjadi di rumah Anda:
✅ Sapaan lembut suami ke istrinya.
✅ Doa yang dipanjatkan sebelum tidur.
✅ Rasa syukur saat mendengar detak jantung janin.
✅ Percakapan penuh cinta tentang nama bayi.
✅ Persiapan batin untuk menjadi orang tua.
Itulah nutrisi jiwa bagi janin.
Karena janin tidak hanya mendengar detak jantung ibunya, tapi juga merasakan kegelisahan dan ketenangan ibunya.
Tantangan Dunia Modern: Ketika Ilmu Mengabaikan Jiwa
Dunia modern memuja angka.
Kita menghitung berat badan janin, menghitung skor APGAR, memprediksi usia lahir.
Ilmu penting. Saya sendiri mengabdikan hidup pada ilmu kedokteran.
Tapi ilmu punya keterbatasan.
Ilmu bisa menjelaskan bagaimana plasenta bekerja, tapi tidak bisa menjelaskan keajaiban cinta.
Ilmu bisa merinci kromosom, tapi tidak bisa mengukur kasih sayang.
Ilmu bisa menganalisis otak, tapi tidak bisa memahami jiwa sepenuhnya.
Anak tidak bisa dipreteli hanya menjadi objek ilmu.
Anak harus diterima sebagai misteri kehidupan.
Orang Tua: Profesi yang Tidak Bisa Digantikan Teknologi
Sekarang muncul pertanyaan:
Apakah teknologi bisa menggantikan orang tua?
Apakah buku parenting, aplikasi pengingat kontrol kehamilan, atau bahkan kecerdasan buatan bisa menjadi orang tua?
Jawabannya: tidak.
Teknologi bisa membantu.
Ilmu bisa menerangi.
Tapi hanya Anda—ayah dan ibu—yang bisa menghadirkan cinta sejati.
Hanya Anda yang bisa memeluk anak dengan kehangatan.
Hanya Anda yang bisa memaafkan anak tanpa syarat.
Hanya Anda yang bisa membisikkan “Aku sayang kamu” dengan getaran hati yang tulus.
Menghadirkan Anak Bukan Proyek. Tapi Panggilan
Saya ingin mengingatkan Anda:
Anak bukan proyek untuk disempurnakan.
Anak bukan tugas yang didelegasikan pada dokter atau guru.
Anak adalah panggilan untuk kita rawat, cintai, tuntun.
Jadilah orang tua seutuhnya:
✅ Hadir.
✅ Mendengar.
✅ Memahami.
✅ Menyemangati.
✅ Mengampuni.
✅ Mendoakan.
✅ Membimbing.
Penutup: Pesan Seorang Dokter Kandungan
Selama 30 tahun praktik, saya melihat satu hal yang selalu sama:
Setiap ibu hamil membawa harapan.
Setiap ayah menanti dengan cemas tapi berbinar.
Setiap janin adalah misteri suci yang tumbuh.
Saya ingin berpesan:
✅ Jaga kesehatan istri Anda.
✅ Ikuti kontrol kehamilan.
✅ Perhatikan nutrisi.
✅ Patuhi saran medis.
Tapi jangan berhenti di sana.
Bicaralah pada janin.
Bersyukurlah setiap hari.
Dengarkan keluh kesah pasangan.
Bangun rumah yang penuh cinta dan iman.
Karena anak Anda sedang belajar dari sekarang:
Belajar merasa aman.
Belajar dicintai.
Belajar menjadi manusia.
Dan tugas mulia itu ada di tangan Anda—calon ayah dan ibu.
Profesi paling suci di dunia. Profesi cinta.