Taat pada Allah: Komunikasi Jiwa Janin dan Ibu dalam Bahasa Kasih
Oleh : dr. Maximus Mujur, Sp.OG
Kehidupan dalam rahim bukan hanya proses biologis, melainkan juga perjumpaan jiwa. Janin yang masih tersembunyi sudah memiliki bahasa yang unik—bukan lewat kata-kata, melainkan lewat getaran, intuisi, dan gerakan jiwa. Ibu pun menanggapi bahasa itu dengan kepekaan batin. Di sanalah terjadi komunikasi jiwa: janin memberi aksi, ibu menanggapi dengan kasih.
Janin yang Memberi Aksi
Janin sejak dini membawa energi kehidupan yang aktif. Ia hadir bukan sebagai tubuh pasif, tetapi sebagai jiwa yang berinteraksi. Dalam diamnya rahim, janin memberi tanda:
- lewat getaran kecil yang dirasakan ibu sebagai intuisi,
- lewat dorongan halus yang menuntun ibu untuk menjaga diri,
- bahkan lewat rasa mual, lelah, atau lapar yang memanggil perhatian ibu.
Semua itu adalah aksi jiwa janin—bahasa kasih pertama yang ia sampaikan.
Ibu yang Menanggapi dalam Ketaatan dan Kasih
Ibu yang peka akan menangkap bahwa setiap tanda dari janin adalah undangan untuk menanggapi dengan kasih. Saat janin “berbicara” melalui rasa tidak nyaman, ibu menanggapi dengan sabar, menjaga asupan, beristirahat, dan berdoa. Saat janin “menyapa” dengan gerakan, ibu membalas dengan belaian, senyum, dan doa penuh syukur.
Tanggapan ibu inilah bentuk ketaatan pada Allah: menerima setiap tanda sebagai kesempatan membagikan kasih. Ketaatan bukan lagi sekadar aturan, melainkan kesediaan jiwa untuk hadir bagi kehidupan yang sedang tumbuh di dalam dirinya.
Kasih Sebagai Jembatan Komunikasi Jiwa
Kasih menjadi bahasa bersama antara ibu dan janin. Ia tidak membutuhkan kata-kata, karena jiwa hanya mengenal getaran kasih. Kasih itu mengalir dalam bentuk perhatian, doa, sentuhan, bahkan dalam sikap hidup sehari-hari.
- Dalam doa, ibu mengalirkan energi kasih yang menenangkan jiwa janin.
- Dalam belaian lembut, janin merasakan dirinya diterima.
- Dalam kesabaran menghadapi rasa sakit, janin belajar bahwa cinta lebih kuat dari penderitaan.
Di sinilah ketaatan pada Allah menemukan maknanya: kasih yang dibagi, kasih yang menghidupkan.
Penutup: Aksi Janin, Respon Ibu, Bahasa Kasih Allah
Komunikasi jiwa antara ibu dan janin adalah misteri yang mengajarkan bahwa ketaatan pada Allah selalu berujung pada kasih. Janin memberi aksi: tanda-tanda kehidupan, bisikan jiwa, gerakan cinta. Ibu menanggapi: dengan perhatian, kesabaran, doa, dan pengorbanan.
Saat ibu memilih untuk menanggapi janin dengan kasih, ia bukan hanya taat pada suara jiwa anaknya, tetapi juga taat pada Allah Sang Pemberi Hidup. Karena setiap kasih yang dibagikan kepada janin, sejatinya adalah bagian dari ketaatan pada Allah.
Maka, mari kita pahami: ketaatan sejati kepada Allah adalah membagi kasih—bahkan sejak dalam rahim, melalui komunikasi jiwa antara ibu dan anak yang sedang bertumbuh.