• +62 811-221-488
  • #
  • Cilaki, Bandung
artikel
🌸 Kasih yang Mengalir dalam Rahim: Percakapan Jiwa Ibu dan Janin

🌸 Kasih yang Mengalir dalam Rahim: Percakapan Jiwa Ibu dan Janin

image_pdfimage_print

Oleh: dr. Maximus Mujur, Sp.OG

🌿 Dalam keheningan malam, seorang ibu menyentuh perutnya perlahan. Bukan hanya gerakan janin yang ia rasakan, tapi getaran jiwa yang seolah menyapa dari dalam. Ada bisikan lembut, tak berupa kata, tapi penuh makna. Itulah percakapan jiwa—sebuah komunikasi yang lahir dari kasih terdalam, sebelum suara dan bahasa terbentuk.

🕊️ Kasih sebagai Hukum Jiwa

Di tengah segala tantangan kehidupan, satu hukum tak pernah berubah: kasih. Dalam kehamilan, kasih bukan sekadar emosi atau sikap, tetapi sebuah hukum spiritual yang menata segalanya. Ia menjadi jalan masuk menuju relasi terdalam antara ibu dan anak yang sedang tumbuh dalam rahim.

Ketika seorang ibu mencintai Tuhan—dengan segala hati, pikiran, dan jiwa—ia sedang membuka dirinya untuk menerima kebaikan yang utuh. Kasih kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang abstrak. Ia menjelma dalam cara ibu memperhatikan dirinya: makan dengan baik, beristirahat cukup, menjaga pikiran dari kekhawatiran berlebih, dan berbicara dengan lembut kepada bayi yang belum lahir.

🌼 Mengasihi Diri, Mengasihi Janin

Kasih sejati bukan egois. Justru ia mengalir dari pengenalan diri yang utuh. Ketika ibu mulai mencintai dirinya secara sehat—bukan dalam kesombongan, tetapi dalam penghargaan atas anugerah hidup—janin pun ikut merasakan vibrasi cinta itu. Jiwa janin bukan menunggu diajari kata-kata, tetapi menunggu disentuh oleh kesadaran ibunya akan kehadiran Tuhan dan kebaikan dalam dirinya sendiri.

Seorang ibu yang merasa damai, bersyukur, dan hidup dalam niat baik, sedang mengundang damai yang sama dalam rahimnya. Sebaliknya, jika ibu terjerat oleh racun pikiran—kemarahan, dendam, ketakutan yang tak tersalurkan—maka janin pun ikut bergumul dalam gelombang emosi itu. Maka penting sekali bagi seorang ibu untuk merawat jiwanya dengan kesungguhan: mengampuni, berharap, dan tersenyum—bahkan hanya kepada diri sendiri di depan cermin.

🌺 Rahim sebagai Ruang Kasih Ilahi

Rahim bukan sekadar ruang biologis. Ia adalah ruang spiritual, tempat Tuhan menitipkan jiwa baru. Di sana, kasih Ilahi bersemayam. Ketika seorang ibu menyadari ini, ia tak lagi mengeluh soal perubahan tubuh, nyeri punggung, atau rasa mual. Semua menjadi bagian dari panggilan luhur: menjadi penjaga kehidupan baru, bukan hanya secara fisik, tetapi secara spiritual.

Setiap elusan lembut di perut bukan hanya belaian, tapi doa dalam bentuk tubuh. Setiap kali ibu membisikkan harapan kepada bayinya, ia sedang menciptakan gelombang kasih yang menyehatkan—bagi dirinya dan janinnya. Kasih ini bersumber dari Allah, mengalir ke dalam jiwa ibu, dan kemudian diteruskan kepada jiwa sang anak. Inilah rantai kasih yang tak terputus.

🌷 Menjadi Sumber Cinta, Bukan Sumber Masalah

Dalam hidup, masalah akan selalu ada. Tapi ibu yang hidup dalam kasih tidak menjadi sumber masalah bagi anaknya. Ia menjadi sumber cinta. Dan cinta sejati tidak butuh panggung besar—kadang hanya hadir dalam bentuk senyum tulus, istirahat cukup, atau air putih hangat di pagi hari. Hal-hal sederhana itu, jika dilakukan dengan cinta, akan menjadi bahasa jiwa yang paling murni.

🫶 Maka, jika engkau adalah seorang ibu atau calon ibu, rawatlah dirimu bukan sekadar untukmu, tapi demi jiwa kecil yang sedang bertumbuh bersamamu. Jangan biarkan dirimu lelah karena menolak kasih. Jadilah pribadi yang tidak hanya kuat, tapi juga bening—sehingga cinta Tuhan bisa terlihat dalam caramu mengandung, menyentuh, dan mendoakan anakmu.

Karena sesungguhnya, ketika ibu mengasihi dengan segenap jiwa, janin sedang belajar mencintai dunia sejak dalam kandungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *